Tugas 1 Sesi 3
Tugas 1 Sesi 3
Aksi demonstrasi merupakan hak warga negara yang telah diakomodir dalam UUD 1945. Pada bulan
Oktober 2020, terjadi serangkaian aksi demonstrasi terkait UU Omnibus Law. Dampak dari
serangkaian demonstrasi tersebut diantaranya kerusakan fasilitas publik, di antaranya 25 halte Trans-
Jakarta. Kerugian demonstrasi di Jakarta tersebut diperkirakan mencapai Rp 65 miliar
Pertanyaan:
Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tersebut tentu melanggar undang-undang (UU) yang
mengatur tentang demonstrasi..
a. Telusuri secara online peraturan perUUan tersebut. Sebutkan UU tersebut dan pasalnya serta
jelaskan isi dari UU yang mengatur mengenai demonstrasi tersebut?
b. Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945) sampai dengan
peraturan pelaksananya?
c. Beri kesimpulan (argumentasi Anda)!
JAWABAN:
Telusuri secara online peraturan perUUan tersebut. Sebutkan UU tersebut dan pasalnya serta
jelaskan isi dari UU yang mengatur mengenai demonstrasi tersebut?
a. Pada dasar nya demonstrasi ialah hal lumrah di negara demokratis seperti Indonesia
ini. yang sesuai denganUU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum, telah menormatifkan bahwa menyampaikan pendapat di
muka umum merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin berdasarkan Pasal
28 Undang-Undang Dasar 1945.
Tetapi terkait dengan aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum pada aksi
demonstrasi terkait UU Omnibus Law kemarin, pasal-pasal yang mengatur kasus
kemarin yaitu:
1.Pasal 406 KUHP (1) mengatur bahwa,“Barang siapa dengan sengaja dan dengan
melawan hak membinasakan, merusak, membuat hingga tidak dapat dipakai lagi atau
menghilangkan semua barang yang sama sekali atau sebagainya kepunyaan orang
lain, dihukum penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.4500,-
(empat ribu lima ratus rupiah)
Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945)
sampai dengan peraturan pelaksananya?
b. Dalam urutan perundang-undangan nasional menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Tap III/MPR/2000 tentang tata urutan perundang
– undangan di negara Indonesia, yaitu UUD 1945, Ketetapan MPR (Tap MPR),
Undang- undang (UU) adalah:
1.UUD 1945
2.Ketetapan MPR
3.Undang-Undang (UU)
4.Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu)
5.Peraturan Pemerintah
6.Keputusan Presiden (Keppres)
7.Peraturan Daerah (Perda)
Sedangkan Peraturan Pelaksanaan merupakan aturan yang dibuat oleh badan eksekutif
(pemerintah) atau badan lain dalam pelaksanaan undang-undang. Dalam pelaksanaan
peraturan perlu didelegasikan sebab mendesaknya pemberlakuan dalam suatu aturan,
diperlukan pengaturan dengan lebih detail, diperlukan keahlian khusus, serta pengaturan yang
sesuai dengan kebijakan masing-masing daerah. Dalam jenis peraturan pelaksanaan terdapat
beberapa jenis yaitu:
1.Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan Peraturan
Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Yang
dimaksud dengan menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya adalah penetapan
Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan perintah Undang-Undang atau untuk menjalankan
Undang-Undang sepanjang diperlukan dengan tidak menyimpang dari materi yang diatur
dalam Undang-Undang yang bersangkutan.
2. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan. Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh
Undang-Undang, materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau materi untuk
melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan. Peraturan Presiden dibentuk untuk
menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut perintah Undang-Undang atau Peraturan
Pemerintah secara tegas maupun tidak tegas diperintahkan pembentukannya.
3. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah terdiri dari peraturan daerah provinsi dan peraturan daerah kabupaten/kota.
Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur. Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota..
Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
4. Peraturan Menteri
Keberadaaan peraturan menteri sebagai peraturan pelaksanaan merupakan perkembangan
baru. Beberapa undang-undang belakangan ini mendelegasikan kewenangan legislasi secara
langsung kepada menteri. Sebelumnya instrumen peraturan pelaksanaan yang digunakan
untuk mengatur lebih lanjut undang-undang adalah peraturan pemerintah atau peraturan
presiden.
5. Peraturan Kepala Lembaga (BI, BPK, DPR)
Beberapa undang-undang mendelegasikan kepada lembaga tertentu seperti Bank Indonesia,
Badan Pemeriksa Keuangan, dan DPR.
Hak setiap warga negara dalam menyampaikan pendapat telah diatur dalam UU secara Nasional
maupun Internasional yang tegas dan jelas siapapun dilarang menghalangi seseorang untuk
menyampaikan pendapat secara lisan maupun tulisan. Namun hak tersebut juga di atur untuk tetap
berjalan dalam koridor dan norma hukum yang berlaku serta tetap menjalakan ketertiban. Akan
terdapat sanksi sanksi yang akan di terapkan apabila pada saat penyampaian pendapat tersebut
melanggar hukum seperti (Sanksi Administrasi, Sanksi Hukum Perdata, Sanksi Hukum Pidana)
Sumber: hhtps://www.kompas.com
https://tribatanews.kepri.polri.go.id
setkab.go.id