100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
3K tayangan

Tugas 3 PKN PDF

Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk dasar demokrasi yang kuat melalui 3 cara: (1) mengajarkan nilai-nilai demokrasi seperti menghargai pendapat berbeda dan hak asasi manusia, (2) menciptakan lingkungan inklusif dimana setiap anggota keluarga dihargai, dan (3) mengelola konflik secara damai melalui dialog. Keluarga berperan sebagai tempat pertama untuk belajar nilai-nilai dem
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
3K tayangan

Tugas 3 PKN PDF

Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk dasar demokrasi yang kuat melalui 3 cara: (1) mengajarkan nilai-nilai demokrasi seperti menghargai pendapat berbeda dan hak asasi manusia, (2) menciptakan lingkungan inklusif dimana setiap anggota keluarga dihargai, dan (3) mengelola konflik secara damai melalui dialog. Keluarga berperan sebagai tempat pertama untuk belajar nilai-nilai dem
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 12

PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG

BERADAB

Nama : Dhany Ahmad Rafsanjani

Jurusan : MANAJEMEN

NIM : 050789743
PENDAHULUAN

Pada zaman di mana perubahan sosial yang terus mengalami perkembangan.,


pentingnya peran demokrasi dalam mewujudkan masyarakat yang beradab menjadi lebih
meningkat. Akan tetapi, kita sering melupakan kontribusi pertama dari keluarga dalam
membentuk nilai-nilai demokrasi mulai sejak dini. Pendidikan demokrasi, menangani setiap
konflik, menghargai berbagai perbedaan, serta adanya partisipasi aktif dari seluruh anggota
keluarga merupakan aspek-aspek yang akan dijelaskan guna menguraikan peran keluarga
dalam membangun dasar demokrasi yang kuat. Keluarga memiliki potensi untuk mewujudkan
lingkungan yang dapat mendukung adanya perkembangan demokrasi, mengajarkan anak-anak
agar menjadi warga yang dapat bertanggung jawab, dan membangun fondasi yang kuat untuk
selalau terlibat aktif dalam masyarakat secara lebih luas. Dalam pandangan ini, keluarga tidak
hanya dianggap sebagai unit terkecil dari struktur sosial, dan juga sebagai sekolah awal bagi
setiap generasi muda dalam memahami, menghargai, dan menerapkan nilai-nilai demokrasi.

Pembelajaran demokrasi dalam lingkungan keluarga sangat penting, karena peran


orang tua sebagai agen utama merupakan agen yang mengajarkan nilai-nilai demokrasi pada
generasi penerusnya. Selain itu, keluarga juga berperan dalam membentuk karakter dan etika
anggotanya. Demokrasi yang beradab tidak hanya mengajarkan tentang hak, melainkan juga
tanggung jawab. Dalam konteks keluarga, hal ini mencakup dorongan terhadap partisipasi
anggota keluarga dalam keputusan-keputusan yang memengaruhi kehidupan bersama.
Memberikan tanggung jawab kepada anak-anak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan keluarga dapat membantu mereka memahami arti konsep kewarganegaraan yang
bertanggung jawab. Peran keluarga juga tampak dalam cara mengelola konflik. Demokrasi
tidak selalu berarti setuju dalam segala hal, melainkan melibatkan proses dialog dan resolusi
konflik yang adil. Dalam keluarga, penting untuk mengajarkan keterampilan komunikasi yang
efektif, menghormati perbedaan pendapat, dan mencari solusi bersama, yang merupakan dasar-
dasar untuk membantu generasi mendatang menghadapi perbedaan dalam masyarakat.

Selanjutnya, penghargaan terhadap keberagaman juga menjadi elemen integral dalam


pembentukan demokrasi yang beradab. Keluarga dapat menciptakan lingkungan inklusif di
mana setiap anggota keluarga merasa dihargai tanpa memandang latar belakang budaya,
agama, atau pandangan politik. Dengan cara ini, anak-anak dapat tumbuh dengan pemahaman
yang kokoh tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dan keberagaman dalam suatu
masyarakat demokratis. Penting untuk diingat bahwa mewujudkan demokrasi yang beradab
dalam keluarga bukan hanya tanggungjawab orang tua, melainkan juga melibatkan semua
anggota keluarga. Semua anggota memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan demokrasi. Ini termasuk dukungan terhadap pendidikan, memastikan
partisipasi setiap anggota dalam kegiatan bersama, dan memberikan ruang untuk ekspresi
pendapat tanpa takut dihakimi.

Dengan penerapan cara ini, keluarga dapat berfungsi sebagai tempat eksperimen kecil
untuk mempraktikkan dan memperkaya nilai-nilai demokrasi. Pendekatan ini tidak hanya
memberikan manfaat pada tingkat pribadi, tetapi juga membentuk dasar yang kokoh untuk
terlibat secara aktif didalam masyarakat yang lebih luas. Seiring berjalannya waktu, upaya ini
akan melahirkan generasi yang tidak hanya memahami demokrasi secara mendalam,
melainkan juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, memberikan
kontribusi positif untuk masa depan demokrasi yang beradab. Dengan kesadaran akan
pentingnya peran keluarga dalam membangun kepribadian serta nilai-nilai demokrasi, dapat
dilihat bahwa keluarga merupakan tempat belajar bagi anak-anaknya agar dapat menghormati
sebuah kebebasan, berpasrtisipasi, serta dapat bertanggung jawab. Keluarga memiliki potensi
untuk mewujudkan lingkungan yang dapat menunjang perkembangan demokrasi, membentuk
anak-anak menjadi warga yang bertanggung jawab. Dalam artikel ini membahas pentingnya
peran keluarga sebagai agen utama dalam membangun demokrasi yang beradab.
KAJIAN PUSTAKA

Sebagai lembaga pertama tempat individu memperoleh pengetahuan awal mengenai


sistem politik dan nilai-nilai demokrasi, keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk
karakter serta perspektif anggotanya terhadap demokrasi. Sejumlah riset menunjukkan bahwa
keluarga memiliki dampak yang penting dalam membentuk sikap dan nilai-nilai politik
individu, terutama pada keluarga yang mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pengambilan keputusan kolektif, penghargaan terhadap
perbedaan pendapat, dan mendengarkan pandangan anggota keluarga lainnya.

Beberapa riset dari bidang psikologi dan sosiologi menyoroti peranan penting keluarga
dalam membentuk individu dengan nilai-nilai demokratis. Anak-anak yang berkembang dalam
lingkungan keluarga yang memberikan dukungan, terbuka untuk diskusi, dan memberikan
teladan yang positif mengenai keterlibatan dalam politik, cenderung menjadi individu yang
lebih aktif dalam kehidupan demokratis. Kasus-kasus studi juga menunjukkan bahwa
dukungan orang tua terhadap partisipasi anak-anak dalam pemilihan umum sekolah atau
memberi mereka kesempatan untuk berbicara mengenai permasalahan-permasalahan sosial
yang terjadi di sekitar serta dapat membentuk warga yang memiliki rasa peduli dan tanggung
jawab terutama kepada masyarakat. Oleh karena itu, keluarga bukan hanya sebagai unit terkecil
dari sebuah struktur sosial, melainkan juga sebagai lembaga awal bagi generasi muda untuk
memahami, menghargai, dan menginternalisasi nilai-nilai demokrasi. Melalui perannya
sebagai lembaga pertama dalam masyarakat, keluarga memiliki potensi yang besar untuk
membentuk fondasi yang kukuh dalam perkembangan demokrasi yang beradab.
PEMBAHASAN

Untuk mencapai target utama pembangunan masyarakat yang inklusif dan bertanggung
jawab, yakni mewujudkan demokrasi yang beradab, peranan keluarga menjadi faktor utama
dalam pembentukan demokrasi yang beradab. Artikel ini akan menjelaskan secara mendetail
bagaimana keluarga dapat berperan sentral dalam membentuk dasar demokrasi yang kokoh.
Peran yang sangat penting dari keluarga dalam mendukung pembangunan demokrasi adalah
sebagai lingkungan awal dan pokok bagi anak-anak untuk memahami prinsip-prinsip
demokrasi. Lewat interaksi di dalam keluarga, anak-anak akan memperoleh pengajaran akan
pentingnya menghargai perbedaan pendapat, mengakui hak asasi manusia, dan memecahkan
masalah secara damai.

Dalam konteks ini, peran keluarga sangat penting dalam proses pembangunan
demokrasi, sebagai tempat pertama di mana anak-anak mulai membentuk pemahaman
terhadap nilai-nilai demokrasi. Melalui keluarga, anak-anak akan memperoleh pengajaran
tentang pentingnya menghargai perbedaan pendapat, mengakui hak asasi manusia, dan
menyelesaikan konflik secara damai. Keluarga menciptakan lingkungan awal di mana individu
mulai membentuk konsep mereka mengenai sistem politik dan demokrasi.

1. Nilai – Nilai Dalam Pendidikan Karakter Sebagai Bentuk Pendidikan Demokrasi


Berdasarkan definisi linguistik, karakter mengacu pada sifat atau kebiasaan
seseorang. Dari sudut pandang psikologi, karakter diartikan sebagai sistem keyakinan
dan kebiasaan yang membimbing tindakan individu. Alwisol memberikan definisi
karakter sebagai representasi perilaku yang mencerminkan nilai-nilai, baik secara
tersirat maupun tersurat. Karakter dijelaskan sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
terkait dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan. Nilai-nilai ini tercermin dalam pemikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
tindakan, yang didasarkan pada norma-norma agama, hukum, etika, budaya, dan tradisi
(Sudirman; 1992).
Pendidikan karakter merupakan suatu pendekatan pengajaran yang bertujuan
menanamkan nilai-nilai pada peserta didik melalui pemberian pengetahuan, kesadaran,
dan tindakan. Terpandu oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan
karakter dianggap sebagai elemen krusial untuk meningkatkan pendidikan moral di
Indonesia dengan membentuk kepribadian sesuai identitas bangsa. Prinsip-prinsip
pendidikan karakter, sebagai manifestasi pendidikan demokrasi, melibatkan nilai-nilai
demokratis, toleransi, komunikatif, penghargaan terhadap prestasi, dan kepedulian
sosial. Faktor-faktor ini memegang peran penting dalam membentuk individu dengan
kesadaran politik yang sehat, kemampuan menghargai perbedaan, dan keterlibatan aktif
dalam kehidupan demokratis. Pendidikan karakter menjadi bagian integral dari
pendidikan demokrasi karena nilai-nilai yang ditanamkan melalui pendidikan ini
mampu membentuk individu yang memiliki kesadaran politik yang sehat, menghargai
perbedaan, dan terlibat aktif dalam kehidupan demokratis.
Pendidikan karakter juga memiliki peran yang sangat relevann dalam
membentuk suatu individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga
memiliki moralitas dan sikap yang baik. Pendidikan karakter, ketika diselaraskan
dengan nilai-nilai demokrasi, menjadi alat yang kuat untuk membentuk warga negara
yang berintegritas dan bertanggung jawab dalam konteks kehidupan demokratis.
Beberapa nilai dalam pendidikan karakter yang juga merupakan bentuk pendidikan
demokrasi antara lain:
• Demokratis: Prinsip demokratis mengajarkan individu untuk mengembangkan
sikap yang menghargai hak dan tanggung jawab dirinya dan orang lain sebagai
setara. Ini melibatkan saling menghargai perbedaan pendapat dan keputusan
yang ada.
• Toleransi: Prinsip toleransi mengajarkan individu untuk menerima dan
menghormati perbedaan, baik dalam pendapat, budaya, maupun agama. Hal ini
krusial dalam konteks demokrasi karena demokrasi juga mengapresiasi
keberagaman.
• Bersahabat/Komunikatif: Prinsip ini mengajarkan individu untuk memiliki
sikap yang terbuka, ramah, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini
esensial dalam konteks demokrasi karena dialog dan komunikasi yang efektif
antarindividu dan kelompok merupakan aspek penting dalam sistem
demokratis.
• Menghargai Prestasi: Prinsip ini membimbing individu untuk menghargai usaha
dan prestasi orang lain. Dalam kerangka demokrasi, mengakui prestasi juga
berarti menghargai kontribusi individu dalam kehidupan politik dan
masyarakat.
• Peduli Sosial: Prinsip peduli sosial mengajarkan individu untuk memiliki
kepedulian terhadap kesejahteraan sosial dan memberikan bantuan kepada
sesama. Ini vital dalam konteks demokrasi karena partisipasi aktif dalam
memperbaiki kondisi sosial dan masyarakat menjadi salah satu nilai yang
dihargai.

Secara menyeluruh, nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan karakter


merupakan implementasi nyata dari pendidikan demokrasi yang membentuk individu
dengan kesadaran politik yang sehat, mampu menghargai perbedaan, dan berperan aktif
dalam kehidupan demokratis. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi dasar yang
solid dalam membentuk individu yang berkontribusi secara aktif dalam membangun
demokrasi yang beradab. Untuk mencapai dampak maksimal, pelaksanaan pendidikan
karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Keterlibatan semua
pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat, menjadi kunci agar pendidikan
karakter dapat membentuk individu yang aktif dalam membangun demokrasi yang
bermoral.

2. Nilai-nilai Demokrasi Yang Dapat Ditanamkan Dalam Keluarga


Nilai-nilai demokrasi dapat ditanamkan di lingkungan keluarga melalui
berbagai metode. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah memberikan
pengajaran mengenai nilai-nilai demokrasi sejak kecil. Keluarga dapat mengajarkan
prinsip-prinsip seperti kesetaraan hak dan tanggung jawab, menghormati kebebasan
berpendapat, memahami serta menghargai keanekaragaman dalam konteks keluarga,
dan memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh anggota keluarga. Selain itu,
keluarga juga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dialog dan menghargai
perbedaan pendapat. Ini tidak langsung memberikan pemahaman tentang pentingnya
kebebasan berpendapat, suatu nilai krusial dalam demokrasi yang beradab.
Ketererlibatan dalam percakapan keluarga memberikan anak-anak peluang untuk
memahami pentingnya terlibat dan mengambil keputusan. Ini membentuk landasan
yang akan memberi mereka penghargaan dan keterlibatan dalam proses demokratis di
lingkungan masyarakat yang lebih besar.
Tidak hanya itu, keluarga dapat memberikan contoh perilaku demokratis dalam
rutinitas sehari-hari. Contohnya, memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk
berperan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga.
Tindakan ini membantu anak-anak untuk mengerti esensi partisipasi dalam proses
demokratis. Dalam usaha untuk memperkuat demokrasi yang beradab, kontribusi
keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar. Keluarga memegang peran kunci dalam
membentuk demokrasi yang beretika. Sebagai inisiator pertama dari nilai-nilai
kemanusiaan, keluarga menjadi wadah di mana seseorang memahami makna toleransi,
partisipasi, dan menghargai keberagaman. Melalui pendidikan informal, keluarga
membentuk kepribadian warga negara yang bertanggung jawab dan kritis. Oleh karena
itu, peran keluarga dalam membentuk karakter dan pandangan anggotanya terhadap
demokrasi memiliki implikasi yang berjangka panjang dalam pembangunan demokrasi
yang berintegritas.

3. Cara Menanamkan Nilai-niai Demokrasi Dalam Keluarga


Cara Menanamkan nilai-nilai demokrasi dalam lingkungan keluarga dapat
diwujudkan melalui beberapa metode antara lain:
• Pertama, keluarga dapat memberikan pendidikan tentang nilai-nilai demokrasi
sejak dini. Hal ini mencakup memberikan pemahaman tentang persamaan hak
dan tanggung jawab, menghargai kebebasan berpendapat, menyadari
keanekaragaman dalam konteks keluarga, dan memberikan perlakuan yang adil
kepada semua anggota keluarga.
• Kedua, keluarga dapat menciptakan suasana yang mendukung dialog dan
menghargai perbedaan pendapat. Dengan cara ini, tanpa disadari, anggota
keluarga diberi pengajaran tentang signifikansi kebebasan berekspresi, sebuah
nilai yang sangat penting dalam demokrasi yang beradab. Keterlibatan anak-
anak dalam perbincangan dsikusi keluarga memberikan kesempatan bagi
mereka untuk memahami betapa signifikannya berpartisipasi dan mengambil
keputusan. Hal ini menjadi pondasi yang membangun apresiasi dan partisipasi
mereka dalam proses demokratis yang lebih besar dalam masyarakat.
• Ketiga, keluarga juga dapat memberikan contoh perilaku demokratis dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya, dengan memberikan kesempatan pada
anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
mempengaruhi kehidupan keluarga. Tindakan ini membantu anak-anak
memahami pentingnya partisipasi dalam proses demokratis.
• Keempat, keluarga dapat mengajarkan nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan
yang melibatkan partisipasi aktif anggota keluarga. Sebagai contoh, dengan
melibatkan anak-anak dalam kegiatan sosial atau politik di lingkungan sekitar.
Ini dapat membantu anak-anak memahami pentingnya partisipasi dalam proses
demokratis dan membangun kesadaran politik yang sehat.

Dalam upaya membangun demokrasi yang beradab, peran keluarga memiliki


signifikansi besar dalam membangun kepribadian dan pandangan anggotanya terhadap
demokrasi, pendidikan informal untuk membangun kepribadian warga negara yang
memiliki tanggung jawab dan pemikiran kritis. Karena itu, kontribusi keluarga dalam
membangun kepribadian dan pandangan anggotanya terhadap demokrasi memiliki
konsekuensi jangka panjang dalam upaya membangun demokrasi yang bermartabat.

4. Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Beradab


Peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab bisa diwujudkan melalui
sejumlah cara, di antaranya:
• Menerapkan Pola Komunikasi yang Terbuka, Jujur, dan Beradab: Keluarga
perlu menciptakan lingkungan di mana anggota keluarga merasa nyaman
berkomunikasi, komunikasi harus didasarkan pada keterbukaan, kejujuran, dan
sikap beradab, yang mencakup menghargai pendapat setiap anggota keluarga.
• Menerapkan Sistem Peraturan dan Hukuman yang Adil dan Transparan:
Keluarga perlu memiliki aturan yang jelas dan hukuman yang konsisten untuk
memberikan batasan yang adil kepada anggota keluarga, sistem ini harus
transparan dan memberikan ruang bagi setiap anggota keluarga untuk
menyuarakan pendapat, memberikan aspirasi, dan saran.
• Menjadi Teladan Positif Sesuai Prinsip-Prinsip Demokrasi: Anggota keluarga,
terutama orang tua, harus menjadi teladan yang baik dengan bersikap dan
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, ini termasuk menghormati
hak asasi manusia, menghindari diskriminasi, memprioritaskan keadilan, dan
peduli terhadap lingkungan.
• Mendorong Interaksi dengan Masyarakat yang Beragam: Keluarga dapat
mendorong anggota keluarga untuk berinteraksi dengan masyarakat yang
beragam untuk memahami dan menghargai keanekaragaman pendapat dan
budaya, melibatkan diri dalam kegiatan sosial, kemanusiaan, dan
kemasyarakatan dapat membantu membentuk pemahaman yang lebih baik
tentang demokrasi.
• Memberikan Fasilitas dan Dukungan untuk Pengembangan Potensi: Keluarga
perlu mendukung anggota keluarga dalam mengembangkan potensi dan minat
mereka, memberikan fasilitas, dukungan, dan apresiasi atas prestasi dan
kreativitas anggota keluarga akan memberikan kontribusi positif dalam
membentuk karakter demokratis.

Melalui langkah-langkah ini, keluarga tidak hanya menjadi tempat pertama di mana
anak-anak belajar demokrasi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan nilai-nilai demokratis. Sebagai hasilnya, generasi yang dibesarkan
dalam keluarga demokratis memiliki potensi untuk menjadi pelaku demokrasi yang
beradab di Indonesia.
PENUTUP

Kesimpulan :

Melalui lingkungan keluarga, anak-anak akan memahami pentingnya menghormati


perbedaan pendapat, mengakui hak asasi manusia, dan menyelesaikan masalah dengan cara
damai. Untuk mencapai target utama pembangunan masyarakat yang inklusif dan
bertanggung jawab, yaitu mewujudkan demokrasi yang beradab, maka peran keluarga
menjadi faktor utama terbentuknya demokrasi yang beradab.

Saran :

Signifikansi kontribusi keluarga dalam membentuk kepribadian dan pandangan


anggotanya terhadap demokrasi. dapat dinyatakan dengan menegaskan bahwa keluarga tidak
hanya sebagai unit terkecil di masyarakat, melainkan juga sebagai pendorong utama bagi
masyarakat yang demokratis dan beradab. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran kunci
dalam membentuk individu-individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang toleransi,
partisipasi, dan menghargai perbedaan menjadi fokus keluarga dalam membentuk karakter
warga negara melalui pendidikan informal. Keluarga membangun individu yang bertanggung
jawab dan berpikiran kritis, di mana kesadaran akan hak dan kewajiban mulai tumbuh di
lingkungan keluarga. Hal ini menjadi landasan untuk terlibat secara aktif dalam proses
demokratis. Oleh karena itu, peran keluarga memiliki dampak yang signifikan dalam
membentuk karakter dan pandangan anggotanya terhadap demokrasi, dengan konsekuensi
jangka panjang dalam pembangunan demokrasi yang beradab.
DAFTAR PUSTAKA

1. MKDU4111
2. Fitriyani, P. (2018). Pendidikan karakter bagi generasi Z. Prosiding Konferensi
Nasional Ke-7 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Aisyiyah (APPPTMA). Jakarta, 23-25.
3. http://eprints.umpo.ac.id/4312/3/BAB%20II%20FIX.pdf#
4. https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/viewFile/8944/6505
5. https://media.neliti.com/media/publications/273937-nilai-nilai-pendidikan-berbasis-
karakter-3a279cc1.pdf
6. https://repository.uin-suska.ac.id/12439/7/7.%20BAB%20II_2018166PIPS-E.pdf
7. Kurniawan, M. W., & Kusumawardhana, A. S. (2020). Strategi Penguatan Pendidikan
Karakter Dalam Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa. Bhineka Tunggal Ika: Kajian
Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 7(1), 7-16.
8. Nur, S., & Sudarsono, S. (2018). Implementasi Pendidikan Demokrasi Dalam
Pembelajaran IPS Study Kasus Sma Negeri 6 Takalar. Equilibrium: Jurnal
Pendidikan, 6(2), 95-103.
9. Pembentukan Karakter Demokratis Melalui Pelaksanaan Metode Pembelajaran
Kooperatif tipe Number Head Together pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kota Bima
10. Rukmini, B. S. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Dewantara: Media
Komunikasi, Kreasi dan Inovasi Ilmiah Pendidikan, 7(1), 40-47.
11. Sp, J. I. (2016, August). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui
Implementasipendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. In Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Pendidikan.
12. Tutuk, N. (2015). Implementasi pendidikan karakter.

Anda mungkin juga menyukai