0% found this document useful (0 votes)
28 views

Bahasa Indonesia KLP5

Mudah

Uploaded by

Imam Khumaini
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
28 views

Bahasa Indonesia KLP5

Mudah

Uploaded by

Imam Khumaini
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 17

MAKALAH

KONSEP PENULISAN UNSUR SERAPAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU:
Anis Hafawati, M.Pd

DISUSUN OLEH:
Fanji Rahmat Haqiqi
Muhammad Hafiz
Lusi Ningdiawati
Siti Hana Dzakirah

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) SYARI’AH
BENGKALIS

TAHUN AJARAN 2024/2025


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Konsep Penulisan Unsur Serapan” dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih pada Ibu Anis
Hafawati, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini.
Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini, harapan kami
dapat memberikan manfaat kepada teman – teman dan para pembaca, khususnya
memotivasi untuk membuat penulisan unsur serapan dengan baik dan benar. Serta
dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam pembuatan sebuah makalah,
terkhusus dalam materi unsur serapan.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang Konsep Penulisan Unsur Serapan. Juga
mengenai materi-materi lainnya yang berkaitan dengan Unsur Serapan. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir
kata semoga makalah ini, dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan pembaca,
untuk lebih mengenal penulisan unsur serapan.

Bengkalis, 20 September 2024

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Ejaan Bahasa Indonesia ........................................................................ 3
1.3 Sejarah dan Perkembangan Ejaan.......................................................... 4
1.4 Fungsi Ejaan........................................................................................... 6

BAB II KONSEP PENULISAN UNSUR SERAPAN


2.1 Pengertian Unsur Serapan...................................................................... 7
2.2 Jenis-Jenis Unsur Serapan...................................................................... 7
2.3 Tahapan Penyaringan Unsur Serapan.................................................... 8
2.4 Pedoman Penulisan Unsur Serapan dalam Bahasa Indonesia................ 8

BAB III DAMPAK PENYERAPAN UNSUR SERAPAN TERHADAP


BAHASA INDONESIA
3.1 Perkembangan Bahasa Indonesia ....................................................... 10
3.2 Tantangan dalam Penulisan Unsur Serapan ......................................... 10

BAB IV UPAYA PENYERAGAMAN dan PENGUATAN BAHASA


INDONESIA
4.1 Peran PUEBI dan Badan Bahasa…….................................................. 11
4.2 Pengajaran Ejaan dan Unsur Serapan di Sekolah.................................. 11
4.3 Peran Media Massa......................................................................... ….. 12

KESIMPULAN............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan secara resmi digunakan
di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
Perkembangan ini bukan hanya dalam hal kosakata, melainkan juga dalam tata
bahasa, struktur kalimat, dan penggunaan kata serapan dari bahasa lain. Salah
satu aspek penting dalam perkembangan bahasa Indonesia adalah penyerapan
unsur-unsur asing ke dalam bahasa ini, kemudian dikenal sebagai unsur
serapan. Selain itu, pentingnya pemahaman mengenai ejaan dan pedoman
penulisan unsur serapan sangat diperlukan guna menjaga keselarasan dan
keteraturan dalam berbahasa.
Penulisan unsur serapan membutuhkan panduan yang jelas, agar
penyerapan unsur asing tersebut tidak mengubah kaidah dasar dan kekhasan
bahasa Indonesia. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai ejaan dalam
bahasa Indonesia, konsep penulisan unsur serapan, serta pedoman baku yang
telah ditetapkan oleh Badan Bahasa melalui Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Makalah ini juga akan membahas bagaimana unsur
serapan berperan dalam memperkaya bahasa Indonesia serta bagaimana
aturan-aturan yang ada mengarahkan penyerapan tersebut.

1.2 Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dalam tulisan serta pengunaan
tanda baca, penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca
tidak boleh diabaikan karena dapat mengakibatkan perubahan makna. Dalam
bahasa Indonesia, penggunaan ejaan diatur oleh Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI). Ejaan ini sangat penting karena berfungsi untuk

3
menyamakan cara penulisan kata dan menjaga keselarasan dalam komunikasi
tulis.

1.3 Sejarah dan Perkembangan Ejaan


a. Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan Van Ophuijsen adalah ejaan yang pernah digunakan pada
zaman kolonialisme Belanda. Ejaan Van Ophuijsen dirangkai oleh Van
Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda, bersama dengan dua pakar
bahasa dari Melayu, yaitu Nawawi Soetan Makmoer dan Moh. Taib Sultan
Ibrahim. Ejaan Van Ophuijsen sendiri merupakan hasil dari penggabungan
ejaan Latin dan ejaan Belanda. Setelah rancangan ejaan selesai dibuat,
ejaan Van Ophuijsen diresmikan oleh pemerintah Belanda pada 1901, dan
digunakan selama 46 tahun. Contoh ejaan Van Ophuijsen adalah jang
(yang), saja (saya), patjar (pacar), dan tjara (cara).

b. Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik


Pada masa awal kemerdekaan, ejaan Van Ophuijsen diganti dengan
ejaan Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan ini disebut Ejaan Republik
karena terbentuk berdekatan dengan Hari Proklamasi. Sementara itu,
ejaan ini disebut juga sebagai Ejaan Soewandi karena Soewandi pada
masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

c. Ejaan Soewandi diresmikan pada 19 Maret 1947.


Adapun ciri-ciri ejaan Soewandi atau ejaanRepublik adalah:
 Huruf oe menjadi u, seperti goeroe menjadi guru
 Bunyi yang dinyatakan dengan () ditulis dengan k, seperti ta' menjadi
tak, pa' menjadi pak, dan ma lum menjadi maklum
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka, seperti ubur-ubur menjadi
ubur2, bermain-main menjadi bermain.
 Awal 'di-' dan kata depan 'di' keduanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, seperti dirumah dan disawah

4
d. Ejaan Pembaharuan atau Ejaan Prijono-Katoppo
Pada 1957, Profesor Prijono dan Elvianus Katoppo bersama panitia
lainnya merancang sistem ejaan bahasa Indonesia baru yang disebut
Ejaan Pembaharuan.Terbentuknya Ejaan Pembaharuan merupakan hasil
keputusan dari Kongres Bahasa Indonesia I| di Medan, Sumatera
Utara.Akan tetapi, hasil kerja itu tidak pernah diumumkan secara resmi
sehingga Ejaan Pembaharuan belum pernah diberlakukan. Salah satu ciri
khas dari Ejaan Pembaharuan adalah disederhanakannya huruf-huruf
yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Contoh Ejaan
Pembaharuan adalah santay menjadi santai, harimaw menjadi harimau,
dan amboy menjadi amboi. Akan tetapi, hasil kerja itu tidak pernah
diumumkan secara resmi sehingga Ejaan Pembaharuan belum pernah
diberlakukan.

e. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo adalah ejaan hasil kerja sama antara Indonesia
dengan Malaysia pada 1959. Harapannya, Ejaan Melindo dapat mulai
digunakan sejak Januari 1962 di Indonesia. Namun, karena hubungan
diplomatik antara Indonesia dan Malaysia sedang tidak baik, maka
penggunaan Ejaan Melindo pun gagal diberlakukan. Contoh Ejaan
Melindo adalah sedjajar menjadi sejajar, mentjutji menjadi mencuci, dan
menana menjadi menganga

f. Ejaan-Ejaan Baru
Ejaan Baru adalah lanjutan dari perintisan Ejaan Melindo. Oleh
sebab itu, para perancangnya juga dapat dikatakan masih sama, yakni
Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) sekarang Pusat Bahasa, serta
panitia ejaan dari Malaysia. Panitia ini kemudian berhasil merumuskan
ejaan baru yang disebut Ejaan Baru. Panitia ini bekerja atas dasar surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 062/67, tanggal 19

5
September 1967. Contoh Ejaan Baru adalah sjarat, djalan, perdjaka,
tjakap, tjipta, dan sunji.

g. Ejaan yang Disempurnakan


Pada 16 Agustus 1972, Presiden RI meresmikan penggunaan ejaan
baru, yaitu Ejaan yang Disempurnakan. Ejaan yang Disempurnakan
adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari penggunaan huruf kapital dan
huruf miring.

h. Ejaan Bahasa Indonesia


Saat ini, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia atau
disingkat EBI.EBI mulai diberlakukan setelah keluarnya Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015. Adapun
karakteristik dari Ejaan Bahasa IndonesiaAdapun karakteristik dari
Ejaan Bahasa Indonesia adalah:
 Penambahan huruf vokal diftong ei, seperti geiser dan survei
 Penggunaan huruf tebal untuk judul buku dan bab

1.4. Fungsi Ejaan

Ejaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam komunikasi tulis, di


antaranya:

a. Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin baku.


b. Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.
c. Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga
dalam penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
d. Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih
cepat dan mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur..

6
BAB II

KONSEP PENULISAN UNSUR SERAPAN

2.1 Pengertian Unsur Serapan

Unsur serapan adalah kata-kata atau istilah yang berasal dari bahasa
asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan atau tanpa perubahan
bentuk dan maknanya. Penyerapan unsur asing ke dalam bahasa Indonesia
sudah terjadi sejak zaman dahulu, terutama melalui interaksi dengan bangsa-
bangsa asing seperti Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris.

Proses penyerapan unsur asing ini dilakukan karena ada kata-kata


atau konsep yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia.
Penyerapan unsur asing tersebut membantu memperkaya kosakata bahasa
Indonesia dan membuatnya lebih dinamis serta mampu beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

2.2 Jenis-Jenis Unsur Serapan

a. Unsur Serapan dari Bahasa Asing: Unsur ini berasal dari bahasa asing,
seperti bahasa Inggris, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain. Contohnya
adalah kata "komputer" dari bahasa Inggris "computer", "akademi" dari
bahasa Yunani "akademia", atau "kamera" dari bahasa Latin "camera".
b. Unsur Serapan dari Bahasa Daerah: Selain dari bahasa asing, unsur
serapan juga berasal dari bahasa daerah di Indonesia. Misalnya, kata
"sawah" dari bahasa Jawa atau "rendang" dari bahasa Minang.

2.3 Tahapan Penyerapan Unsur Asing

Dalam penyerapan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia dilakukan


dengan beberapa tahapan,

7
a. Adopsi, penyerapan yang dilakukan dengan mengambil kata asing secara
utuh tanpa perubahan bentuk. Contoh: "Internet" (Inggris), "dollar"
(Inggris).
b. Adaptasi, penyerapan yang dilakukan dengan mengambil kata asing tetapi
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik dalam segi ejaan
maupun pengucapan. Contoh: "komunikasi" dari bahasa Inggris
"communication", "aktivitas" dari bahasa Inggris "activity".
c. Terjemahan, proses ini melibatkan penerjemahan kata atau frasa asing
secara langsung ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: "hard disk" menjadi
"cakram keras", "mouse" menjadi "tetikus".
d. Kreasi Baru, pembentukan kata baru yang bersumber dari ide atau konsep
bahasa asing. Proses ini menghasilkan kata yang memiliki makna sama
dengan bahasa asalnya, tetapi bentuknya tidak sama persis. Contoh:
"peladen" untuk "server", "sanggahan" untuk "counterargument".

2.4 Pedoman Penulisan Unsur Serapan dalam Bahasa Indonesia


Penulisan unsur serapan diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Tujuan dari aturan ini adalah untuk memastikan bahwa
penyerapan kata-kata asing dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa pedoman penting dalam
penulisan unsur serapan:
a. Penyesuaian Buny, kata-kata asing yang diserap harus disesuaikan dengan
sistem bunyi dalam bahasa Indonesia. Contoh: kata "philosophy" (Inggris)
diserap menjadi "filosofi", bukan "philosopi".
b. Penyesuaian Ejaan, ejaan kata serapan diubah sesuai dengan kaidah ejaan
bahasa Indonesia, misalnya huruf "c" pada kata asing sering kali diubah
menjadi "k" atau "s" sesuai dengan bunyi yang dihasilkan. Contoh: kata
"calorie" menjadi "kalori", "ceremony" menjadi "seremoni".
c. Penulisan Kata Asing Tanpa Perubahan, dalam beberapa kasus, kata-kata
asing tetap ditulis tanpa perubahan ejaan apabila sudah umum digunakan

8
dan sulit untuk diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: "software",
"hardware".
d. Penggunaan Tanda Baca dan Huruf Miring, kata-kata asing yang belum
sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia, dalam penulisan formal,
harus ditulis dengan huruf miring. Contoh: "Kata *software sering
digunakan dalam dunia teknologi."
e. Penyesuaian Bentuk Kata, unsur serapan yang diadaptasi juga harus
disesuaikan bentuknya dengan aturan morfologi bahasa Indonesia.
Misalnya, akhiran "-ion" dalam bahasa Inggris sering kali diubah menjadi
"-asi" dalam bahasa Indonesia. Contoh: "communication" menjadi
"komunikasi", "operation" menjadi "operasi".

9
BAB III

DAMPAK PENYERAPAN UNSUR ASING TERHADAP


BAHASA INDONESIA

3.1. Perkembangan Bahasa Indonesia

Penyerapan unsur asing telah memperkaya bahasa Indonesia, terutama


dalam hal kosakata. Bahasa Indonesia menjadi lebih dinamis dan mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global. Banyak
istilah yang dulunya hanya dikenal dalam bahasa asing kini telah menjadi
bagian dari bahasa Indonesia, seperti istilah dalam bidang teknologi,
ekonomi, dan budaya.

3.2. Tantangan dalam Penulisan Unsur Serapan

Meskipun penyerapan unsur asing memiliki manfaat yang signifikan,


proses ini juga menghadirkan tantangan, terutama dalam hal konsistensi
penulisan dan pengucapan. Beberapa kata serapan sering kali diadaptasi
secara tidak konsisten oleh berbagai pengguna bahasa, baik dalam media
massa, karya ilmiah, maupun komunikasi sehari-hari. Tantangan ini muncul
karena adanya perbedaan persepsi dalam cara menulis dan mengucapkan kata
serapan tersebut. Misalnya, ada yang menulis "analisis" sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, sementara yang lain tetap menulisnya sebagai "analysis".
Perbedaan ini dapat menimbulkan kebingungan dalam komunikasi, terutama
dalam konteks formal. Tantangan lainnya adalah kecenderungan penggunaan
kata serapan yang berlebihan, terutama dari bahasa Inggris, meskipun dalam
bahasa Indonesia sudah ada padanannya. Misalnya, banyak orang lebih
memilih kata "update" daripada "pembaruan", "event" daripada "acara", dan
"feedback" daripada "umpan balik". Hal ini berpotensi mengurangi kekhasan
bahasa Indonesia dan membuatnya semakin bergantung pada bahasa asing.

10
Selain itu, perubahan yang cepat dalam dunia teknologi dan ilmu
pengetahuan memerlukan penyerapan kata-kata baru secara cepat. Terkadang,
kata-kata ini tidak sempat melalui proses adaptasi yang sesuai dengan kaidah
PUEBI, sehingga ada kebingungan dalam cara menuliskannya secara benar.
Ini memerlukan adanya regulasi dan pembaruan yang lebih cepat dari pihak
yang berwenang, seperti Badan Bahasa.

11
BAB IV

UPAYA PENYERAGAMAN DAN PENGUATAN BAHASA


INDONESIA

4.1. Peran PUEBI dan Badan Bahasa

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Badan Bahasa


memegang peran penting dalam penyeragaman penggunaan unsur serapan
dan penerapan ejaan yang benar. Badan Bahasa secara berkala memperbarui
pedoman ejaan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas agar
penggunaan unsur serapan dan ejaan yang tepat semakin membudaya. Peran
ini penting karena melalui pembakuan ejaan dan unsur serapan, bahasa
Indonesia tetap terjaga keasliannya meski banyak beradaptasi dengan bahasa
asing.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh Badan Bahasa dalam


menyosialisasikan PUEBI dan pedoman penulisan unsur serapan, antara lain:

a. Penyelenggaraan Seminar dan Lokakarya, badan Bahasa secara aktif


menyelenggarakan kegiatan seminar dan lokakarya untuk mengedukasi
masyarakat, akademisi, dan praktisi tentang pentingnya menggunakan
ejaan yang benar dan tepat dalam penulisan unsur serapan.
b. Pembuatan Buku dan Publikasi Resmi, badan Bahasa juga merilis berbagai
buku panduan, baik cetak maupun digital, yang memuat aturan ejaan dan
tata cara penulisan unsur serapan.
c. Sosialisasi melalui Media Massa dan Media Sosial, di era digital ini,
Badan Bahasa juga memanfaatkan platform media sosial untuk
menyebarluaskan informasi mengenai penggunaan ejaan dan unsur
serapan yang sesuai dengan kaidah.

12
4.2. Pengajaran Ejaan dan Unsur Serapan di Sekolah

Pengajaran mengenai ejaan dan unsur serapan merupakan bagian dari


kurikulum pendidikan bahasa Indonesia. Penting bagi pelajar untuk
memahami bagaimana cara yang benar dalam menulis dan mengucapkan
kata-kata serapan agar bahasa Indonesia tetap terjaga dan tidak kehilangan
identitasnya. Beberapa langkah yang bisa diambil dalam pendidikan formal
untuk memperkuat pemahaman mengenai ejaan dan unsur serapan di sekolah
antara lain :

a. Mengintegrasikan PUEBI dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, guru


harus mengajarkan pedoman ejaan dan penulisan unsur serapan sesuai
dengan PUEBI secara sistematis dalam setiap jenjang pendidikan.
b. Mendorong Siswa untuk Membaca Karya Berbahasa Indonesia yang Baik,
dengan membaca buku, artikel, dan karya ilmiah yang menggunakan ejaan
yang tepat dan unsur serapan yang baku, siswa akan terbiasa dengan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Latihan Menulis Karya Tulis, memberikan tugas kepada siswa untuk
menulis makalah, laporan, atau karya tulis lainnya dengan memperhatikan
ejaan dan unsur serapan, agar mereka terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia secara baik dan benar.

4.3. Peran Media Massa

Media massa, baik cetak maupun digital, memiliki peran yang signifikan
dalam membentuk dan mempengaruhi cara masyarakat menggunakan bahasa
Indonesia, termasuk dalam penulisan unsur serapan. Oleh karena itu, media
massa diharapkan dapat menjadi contoh yang baik dalam penggunaan ejaan
dan unsur serapan sesuai dengan pedoman PUEBI. Selain itu, media massa
juga dapat menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya menjaga
keakuratan ejaan dan penulisan kata serapan dalam setiap artikel atau berita
yang mereka terbitkan. Dengan media yang konsisten menggunakan ejaan

13
yang benar dan penyerapan kata yang tepat, masyarakat akan lebih familiar
dan terdidik untuk mengikuti aturan-aturan tersebut.

14
BAB V

KESIMPULAN

Penggunaan ejaan dan penyerapan unsur asing dalam bahasa Indonesia


merupakan aspek yang penting dalam menjaga keberlanjutan dan perkembangan
bahasa ini. Ejaan bahasa Indonesia yang diatur dalam PUEBI berperan sebagai
panduan untuk menjaga konsistensi dan keteraturan dalam berbahasa. Selain itu,
konsep penulisan unsur serapan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia tidak
hanya membantu memperkaya bahasa, tetapi juga mempertahankan keasliannya
dari pengaruh yang berlebihan dari bahasa asing.

Meskipun ada banyak tantangan dalam penyerapan unsur asing, seperti


ketidakkonsistenan penulisan dan penggunaan kata asing yang berlebihan, dengan
peran yang aktif dari Badan Bahasa, media massa, dan lembaga pendidikan,
keselarasan dalam penggunaan unsur serapan dapat dijaga. Pemahaman dan
penerapan yang baik mengenai ejaan dan unsur serapan akan membantu bahasa
Indonesia tetap berkembang tanpa kehilangan identitasnya.

Sebagai bagian dari masyarakat bahasa, kita semua bertanggung jawab untuk
menerapkan dan menyebarluaskan pemahaman yang benar tentang ejaan dan
unsur serapan. Dengan begitu, bahasa Indonesia akan terus menjadi bahasa yang
kaya, dinamis, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa
kehilangan jati dirinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Moeliono, Anton M. (2007). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.

Alwi, Hasan, dkk. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Sugono, Dendy (2008). Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta:


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

16

You might also like